Banner 46

Photobucket
PAMSIMAS | Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

Open Defecation Free (ODF)

Posted by Komunitas Pamsimas Hulu Sungai Selatan on - -


Suatu masyarakat disebut ODF jika :
1. Semua masyarakat telah BAB (Buang Air Besar) hanya di jamban yang sehat dan membuang tinja/ kotoran bayi hanya ke jamban yang sehat (termasuk di sekolah)
2. Tidak terlihat tinja manusia di lingkungan sekitar 
3. Ada penerapan sanksi, peraturan atau upaya lain oleh masyarakat untuk mencegah kejadian BAB di sembarang tempat 
4. Ada mekanisme monitoring umum yang dibuat masyarakat untuk mencapai 100% KK mempunyai jamban sehat 
5. Ada upaya atau strategi yang jelas untuk dapat mencapai Total Sanitasi 

Suatu komunitas yang sudah mencapai status Bebas dari Buang Air Besar Sembarangan, pada tahap pasca ODF diharapkan akan mencapai tahap yang disebut Sanitasi Total. Sanitasi Total akan dicapai jika semua masyarakat di suatu komunitas, telah:
1. Mempunyai akses dan menggunakan jamban sehat
2. Mencuci tangan pakai sabun dan benar saat sebelum makan, setelah BAB, sebelum memegang bayi, setelah menceboki anak dan sebelum menyiapkan makanan 
3. Mengelola dan menyimpan air minum dan makanan yang aman 
4. Mengelola limbah rumah tangga (cair dan padat)

Untuk menentukan suatu komunitas telah mencapai status ODF, dilakukan dengan proses verifikasi.

Sumber: environmentalsanitation.wordpress.com
[ Read More ]

Laporan Coaching Pembukuan Kab. HSS (Status Bln Nov 2011)

Posted by Komunitas Pamsimas Hulu Sungai Selatan on - -

[ Read More ]

Kenapa Cuci Tangan Harus Pakai Sabun?

Posted by Komunitas Pamsimas Hulu Sungai Selatan on - -

Mencuci tangan adalah kegiatan yang umum dilakukan manusia di dunia. Tapi membasuh tangan dengan air saja tidaklah cukup. Berikut ini adalah beberapa hal penting mengapa mencuci tangan harus menggunakan sabun.
Menggosok tangan dengan sabun dapat melunturkan lemak dan kotoran tempat kuman bersarang yang tak bisa larut oleh air. Aroma harum sabun juga memberi kesegaran yang menyenangkan.
Tangan adalah anggota tubuh yang paling sering berhubungan langsung dengan mulut, hidung, liang telinga, dan selaput lendir, seperti di mata. Karena itu, biasakan mencuci tangan dengan menggunakan sabun, khususnya di waktu-waktu penting, seperti sebelum makan pagi, siang, dan malam, serta setelah dari toilet dan saat mandi.
Cuci tangan dengan menggunakan sabun dapat mencegah sedikitnya 10 jenis penyakit, seperti diare, penyakit saluran pernapasan, disentri, iritasi kulit, biang keringat, radang tenggorokan, mata merah, jerawat, bau badan, dan tifus.
Cuci tangan dengan sabun merupakan cara pencegahan penyakit paling murah tanpa teknologi tinggi, bahkan bisa dilakukan di kelompok masyarakat paling sederhana sekalipun.
Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun berdampak besar pada bidang pendidikan. Tercatat diare menjadi penyebab absennya anak-anak di sekolah. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh LSM Spektra terhadap 550 siswa di 11 kabupaten di Jawa Timur membuktikan mencuci tangan dengan menggunakan sabun bisa mengurangi absensi anak sekolah hingga 11 persen.

Sumber: http://www.tempointeraktif.com
[ Read More ]

Cuci Tangan Dapat Menyelamatkan Jiwa

Posted by Komunitas Pamsimas Hulu Sungai Selatan on - -

Tahukah anda, ternyata hanya prilaku sederhana cuci tangan pakai sabun dapat menyelamatkan jiwa, terutama bagi bayi dan anak-anak?

Cuci tangan dengan bersih, menggunakan sabun terbukti dapat menurungkan angka kematian bayi dan anak-anak. Penyakit penyebab kematian tertinggi bagi balita (bayi dibawah lima tahun) tersebut adalah diare dan pneumonia. Diare merupakan penyakit buang air besar yang tidak normal atau berlebihan tiga kali dalam sehari bahkan lebih bercampur cairan berlendir bahkan darah, sedangkan pneumonia merupakan penyakit radang paru-paru.

Kedua penyakit ini disebabkan lingkungan dan perilaku manusia yang tidak sehat. Berdasarkan data WHO, setiap jam sekitar 170 anak balita di dunia meninggal karena diare. Kejadian diare akut pada setiap anak balita rata-rata di dunia terjadi tiga kali dalam setahun. Kira-kira satu dari lima anak yang terserang diare berakhir dengan kematian, sehingga kurang lebih 1,5 juta Balita di dunia meninggal karena diare setiap tahunnya. Saat ini pneumonia dan diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia dan global, kematian bayi usia 29 hari hingga 11 bulan sangat tinggi 55,2 persen, sedangkan anak usia 4-11 tahun 40,9 persen. Sekitar 56 persen akibat diare, selebihnya penyakit pneumonia.

“Menurut WHO, Pneumenia merupakan penyebab kematian tunggal pada anak terbesar didunia. Telah menghilangkan dua juta nyawa balita (20% dari seluruh kematian bayi di dunia), setiap tahun terdapat 155 juta kasus pneumenia, dan Indonesia merupakan peringkat ke-6 dunia,” prihatin  dr Ade Nirmala Chandra yang juga Profesional Marketing Manager Lifebuoy, pada media briefing di FX Lifestyle, Kamis 29 September.

Di Indonesia, angka kesakitan diare masih tinggi dan sering menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) yang berujung pada kematian. Hasil kajian Morbiditas Diare di Masyarakat (2010) menunjukkan episode kejadian diare pada bayi dan balita rata-rata 1-2 kali dalam setahun, dan angka kesakitan diare pada semua golongan umur masih cukup tinggi rerata 411 per 1.000 penduduk. Bahkan perilaku para ibu sebelum menyusui anaknya dengan tidak mencuci tangan dan puting mencapai 62,6%.

Kabar gembiranya adalah penyakit ini dapat dicegah dan dihindari dengan hal yang sangat sederhana, yaitu membiasakan cuci tangan dengan sabun hingga bersih. Untuk itu dunia pun telah mencanangkan Global Handwashing Day atau Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) setiap tanggal 15 Oktober sejak delapan tahun lalu, event internasional ini telah dilaksanakan di lebih 70 negara, termasuk Indonesia telah mengikutinya selama empat tahun terakhir ini. “Tahun ini, PT Unilever Indonesia melalui brand sabun kesehatan Lifebuoy, kembali bersinergi dengan Kemitraan Pemerintah-Swasta dan Kementerian Kesehatan, akan menggelar serangkaian kegiatan mengkampanyekan CTPS untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Diantaranya kegiatan HCTPS Nasional, melibatkan murid-murid dan guru sekolah dasar di 746 sekolah dan ibu-ibu PKK di 33 kantor TP PKK provinsi. Dan pemilihan dokter cilik di delapan kota, termasuk Makassar,” ujarnya.

Brand Building Director Skin & Cleansing PT Unilever Indonesia, Eka Sugiarto menambahkan, HCTPS fokus pada anak-anak karena mereka menderita diare dan ISPA secara tidak proposional. Selain itu, penelitian juga menunjukkan anak-anak merupakan kelompok masyarakat yang paling enerjik, antusias, dan terbuka untuk ide-ide baru.”Mereka juga dapat menjadi agen perubah untuk meningkatkan budaya CTPS di komunitas mereka. Makanya dilakukan pemilihan dokter cilik,”yakinnya.

Diharapkan CTPS menjadi budaya masyarakat, terutama sebelum makan dan setelah dari toilet. Kebiasaan sederhana ini terbukti mampu menyelamatkan lebih banyak jiwa dibanding vaksin atau intervensi medis lainnya, diharapkan juga dapat memangkas lebih dari separuh jumlah kematian akibat diare dan seperempat kematian akibat ISPA. Sehingga dapat memenuhi salah satu tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals/MDGS) yaitu target untuk mengurangi dua pertiga (70%) kematian anak di bawah usia lima tahun pada 2015.

[ Read More ]

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat - tempat Umum

Posted by Komunitas Pamsimas Hulu Sungai Selatan on - -

PHBS di Tempat - Tempat Umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat pengunjung dan pengelola tempat - tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat - tempat Umum Sehat.

Tempat - tempat Umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta, atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana pariwisata, transportasi, sarana ibadah, sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan sarana sosial lainnya.

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di Tempat - Tempat Umum yaitu :
1. Menggunakan air bersih
2. Menggunakan jamban
3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Tidak merokok di tempat umum
5. Tidak meludah sembarangan
6. Memberantas jentik nyamuk
[ Read More ]

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat Kerja

Posted by Komunitas Pamsimas Hulu Sungai Selatan on - -

PHBS di Tempat Kerja adalah upaya untuk memberdayakan para pekerja agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan Tempat Kerja Sehat.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tempat kerja antara lain :
1. Tidak merokok di tempat kerja
2. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja
3. Melakukan olahraga secara teratur/aktifitas fisik
4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar dan   buang air kecil
5. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja
6. Menggunakan air bersih
7. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar
8. Membuang sampah pada tempatnya
9. Mempergunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan
[ Read More ]

Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah

Posted by Komunitas Pamsimas Hulu Sungai Selatan on - -

PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu :
1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4. Olahraga yang teratur dan terukur
5. Memberantas jentik nyamuk
6. Tidak merokok di sekolah
7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan
8. Membuang sampah pada tempatnya
[ Read More ]

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga

Posted by Komunitas Pamsimas Hulu Sungai Selatan on - -

PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

Untuk mencapai Rumah Tangga ber PHBS dapat dilakukan dengan 10 langkah PHBS yaitu :

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi ASI ekslusif
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik dd rumah sekali seminggu
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
[ Read More ]

Fasilitasi, Tidak Sekedar Aksesoris

Posted by Komunitas Pamsimas Hulu Sungai Selatan on - -

Sekarang ini banyak fasilitator dengan gaya fasilitasi yang unik, dinamis, dan menarik. Termasuk, penguasaan metode dan teknik yang canggih. Apakah, lantas pertemuan menjadi lebih baik. Heboh, iya. Lebih baik? Belum tentu. 
Banyak fasilitator yang sibuk dengan aksesoris, tanpa memahami esensi pertemuan. Esensi baik terkait dengan konten, juga terkait dengan pemahaman utuh tentang fasilitasi. Sesungguhnya, Fasilitasi adalah sebuah SENI
Seni memandu pertemuan, Seni memanusiakan pertemuan, Seni menghidupkan pertemuan. Sama seperti seorang yang belajar seni, seorang fasilitator perlu mengetahui dan menguasai Metode dan Teknik.

Akan tetapi, pada fase-fase selanjutnya, pada penciptaan karya, saat memfasilitasi misalnya, seorang fasilitator harus memadukan seluruh metode dan teknik yang dikuasainya dan mampu meniupkan Ruh pada sebuah pertemuan. Ini sama saja seperti seorang penari. Ketika dia sudah pentas, maka metode dan teknik dilupakan dan ia akan menari dengan jiwa untuk menyentuh jiwa-jiwa penontonnya.

Seorang fasilitator memang tidak melulu mengurusi aksesoris, game, energizer, ice breaking, metode, atau teknik. Tapi, lebih jauh lagi, dia harus mampu membuat pertemuan menjadi aliran “orkestra” yang memikat dengan tetap menumpu pada tiga hal : hasil, proses, dan relasi antar peserta.

Dan, lebih jauh lagi, fasilitator harus mampu untuk membuat kelompok mencapai tujuan (pertemuan) yang terbaik. Sehingga, ketika peserta ditanya apa yang didapatkannya pada pertemuan itu, jawabannya bukanlah hanya kehebohan dan antusiasme saja. Tapi, lebih pada pemaknaan yang mendalam. 
Dan ini memang tantangan bagi seorang fasilitator.

[ Read More ]

Apakah Kita Sudah Memenuhi Kriteria Fasilitator ???

Posted by Komunitas Pamsimas Hulu Sungai Selatan on - -

Fasilitator berasal dari kata Fasilitasi. Pengertian (secara harfiah) merujuk pada "upaya memberikan kemudahan" kepada siapa saja agar mampu mengerahkan potensi dan sumber daya untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

Dalam konteks pembangunan masyarakat (civil society) kegiatan fasilitasi dilakukan oleh Tenaga Khusus yang bertugas :
1. Membina kelompok masyarakat sehingga menjadi suatu kebersamaan tujuan dan kegiatan yang berorientasi pada upaya perbaikan kehidupan
2. Sebagai pemandu atau fasilitator, penghubung dan penggerak (dinamisator) dalam pembentukan kelompok masyarakat dan pembimbing pengembangan kegiatan kelompok.

Di Indonesia, kegiatan pendampingan selama ini dilakukan melalui :
1. Pendamping Lokal
2. Pendamping Teknis
3. Pendamping Khusus

Ada 4 fungsi utama Fasilitator dalam kegiatan Pemberdayaan Masyarakat yaitu :
1. Fasilitator sebagai nara sumber;
2. Fasilitator sebagai pelatih;
3. Fasilitator sebagai mediator;
4. Fasilitator sebagai penggerak

Adapun secara khusus Fungsi Fasilitator adalah sebagai berikut :
1. Menggali potensi dan kebutuhan
2. Memecahkan masalah
3. Memposisikan peran dan tindakan
4. Mengajak masyarakat untuk berfikir
5. Memberikan kepercayaan
5. Kemandirian dan Pengambilan keputusan (UU No 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah)
6. Membangun Jaringan Kerja

Kemudian ada 10 hal yang perlu diperhatikan fasilitator agar pendampingan berjalan secara efektif yaitu :
1. Menghayati kebutuhan masyarakat
2. Menyadari kekuatan diri
3. Bekerja dengan penuh tanggung jawab
4. Menikmati tugas
5. Kebanggaan atas kinerja
6. Menyesuaikan diri
7. Menetapkan prioritas
8. Berkolaborasi
9. Possitive believing
10. Belajar

Pertanyaannya sekarang ....Apakah kita sudah memenuhi kriteria Fasilitator sebagaimana yang telah diuraikan di atas???
Tentu tidak mudah untuk menerapkannya, namun bukan berarti hal tersebut tidak mungkin.  Semua tergantung pada kita, apakah kita dapat termasuk dalam kriteria Fasilitator? Coba terapkan hal tersebut di atas.
Good Luck...
[ Read More ]

Mengatasi Kemungkinan Konflik dalam Masyarakat

Posted by Komunitas Pamsimas Hulu Sungai Selatan on - -

Menjadi penengah dalam komunitas masyarakat yang berkonflik atau memiliki potensi konflik memiliki beberapa tantangan tertentu. Simak beberapa tips untuk menjadi seorang penengah konflik yang baik seperti yang ada dibawah ini:
1. Dapatkan gambaran permasalahan secara menyeluruh dari semua pihak yang berkonflik. Jangan tergesa-gesa melakukan tindakan penyelesaian konflik tanpa memahami permasalahan yang sesungguhnya. Tindakan yang gegabah justru dapat mempersulit keadaan.
2. Usahakan tidak memihak siapapun. Berupayalah untuk bersikap netral dan bersahabat dengan semua orang, tunjukkan bahwa Anda berniat baik untuk menyelesaikan permasalahan tanpa membela pihak tertentu.
3. Upayakan untuk mempertemukan pihak-pihak yang berkonflik agar mereka dapat mendiskusikan dan menegosiasikan keinginan masing-masing, serta menemukan solusi atas permasalahannya.
4. Dorong semua pihak untuk bersikap positif dan mendukung terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik. Ingatkan semua pihak mengenai kesepakatan yang telah mereka capai, untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik, dan tidak berpaling ke masa lalu.


[ Read More ]

Menjadi Fasilitator yang Menarik

Posted by Komunitas Pamsimas Hulu Sungai Selatan on - -

Fasilitator mempunyai banyak kesamaan dengan seorang artis. Kalau seorang artis akan tampil dipanggung untuk bernyanyi atau bersandiwara, sedangkan bagi seorang fasilitator tampil adalah untuk menyajikan materi pelatihan.

Berbagai upaya dilakukan oleh seorang artis untuk menarik perhatian para penontonnya, seperti memakai pakaian mencolok dengan rambut disemir. Melantunkan lagu-lagu baru dengan memadukan koreografi yang berbeda dari biasanya.

Apakah fasilitator perlu juga berupaya menarik perhatian bagi para peserta? Jawabnya adalah YA. Fasilitator adalah publik figur (pusat perhatian) bagi para peserta pelatihan.

Seorang yang menjadi publik figur tentulah harus tetap menarik dilihat kapanpun dan di manapun. Tentu teknik-teknik menarik perhatian seorang fasilitator akan berbeda dengan seorang artis. Karena seorang fasilitator tetap berfungsi sebagai ”guru” bagi para pesertanya, maka harus tetap memperhatikan norma-norma tertentu yang dapat dijadikan sebagai panutan bagi para ”muridnya”.

Berdasarkan survei yang pernah dilakukan oleh penulis, fasilitator yang kurang menarik adalah sebagai berikut:
1.    Terlalu banyak ceramah
2.    Suara yang monoton
3.    Berpakaian kurang rapi
4.    Berpakaian terlalu resmi
5.    Sulit menerima masukan dari peserta
6.    Jarang tersenyum
7.    Kelihatan kurang cerdas
8.    Tidak Percaya diri
9.    Kurang humor

Berbagai tips agar fasilitator tetap menarik:
1. Berpakaian yang pantas dan rapi.

2. Bukalah sesi dengan sebuah pertanyaan ataupun pernyataan yang menantang. Teknik ini terbukti cukup menarik perhatian peserta pelatihan pada saat awal menyiapkan mentalnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan model kuis. Contohnya: “Ada 2 orang bapak dan 2 orang anak pergi memancing, setelah seharian mereka mendapatkan masing-masing 1 ekor ikan. Merekapun pulang, tetapi ketika akan digoreng ternyata ikannya hanya 3 ekor, mengapa demikian?” Bisa juga dengan memberikan pernyataan-pernyataan kontroversial, seperti: ”Bapak-bapak dan ibu-ibu, prinsip ekonomi yang selama ini kita tahu adalah dengan modal sekecil-kecilnya menghasilkan keuntungan yang sebesarnya. Namun untuk kondisi sekarang prinsip itu sudah tidak tepat lagi. Mengapa?”
3. Belajarlah untuk dapat memberikan humor-humor segar. Sekarang banyak sekali buku-buku humor yang dapat diperoleh. Di internet juga banyak dijumpai situs-situs humor, baik berupa cerita maupun gambar-gambar bahkan video lucu juga dapat kita jumpai.
4. Gunakan media yang dapat membantu mempermudah presentasi, seperti OHP, LCD, white board ataupun alat peraga lainnya.
5. Berbicaralah dengan jelas dan tidak tergesa-gesa.
6. Setiap kali menyajikan materi, tampilkan sesuatu yang berbeda termasuk dalam menyajikan materi yang sama dalam waktu yang berbeda.

[ Read More ]

Tips Mengatasi Peserta Pelatihan yang Pemalu dan Pendiam

Posted by Komunitas Pamsimas Hulu Sungai Selatan on - -

Pada saat pelatihan kadang kita mendapati peserta yang sangat pemalu dan selalu diam atau tidak pernah mengemukakan pendapatnya. Hal ini sering kita jumpai terutama pada komunitas peserta yang relatif belum begitu mengenal kita. Hal serupa bisa juga terjadi kalau “pemanasan” yang kita lakukan belum begitu jadi. Pemanasan yang kita maksud di sini adalah menyiapkan mental peserta pelatihan pada saat awal pelatihan dimulai. Mungin pada saat perkenalan atau kontrak pelatihan belum bisa begitu akrab dengan fasilitator, sehingga akan menghambat pada saat harus sharing pendapat. Mereka masih malu-malu untuk mengemukakan pendapatnya atau gagasannya.

Bagaimana cara mengatasinya? Anda bisa menggunakan beberapa alternatif solusi sebagai berikut :
1. Berikan tugas untuk menuliskan pendapatnya secara tertulis, baru kemudian setelah selesai kepada yang bersangkutan dipersilahkan untuk membacakan pendapatnya setelah ditulis.
2. Mulailah dengan pertanyaan-pertanyaan yang ringan-ringan untuk membangun rasa percaya diri peserta yang pemalu tersebut.
3. Ubah strategi pelatihan, misalnya dengan memberikan tugas individual.
4. Berikan dukungan positif untuk setiap ide, gagasan, pendapat dan sebagainya.
5. Tunjuklah ia sebagai juru bicara kelompok kecil.
6. Buatlah nuansa yang akrab dan rasa kekeluargaan.
[ Read More ]

Lima Catatan Penting Fasilitator

Posted by Komunitas Pamsimas Hulu Sungai Selatan on - -

Sebagai seorang fasilitator pemberdayaan masyarakat, diperlukan pendekatan-pendekatan khusus agar komunitas yang didampingi mau menerima persahabatan dan bimbingan dari fasilitatornya.
Berikut merupakan catatan-catatan penting dari beberapa pengalaman fasilitator masyarakat dalam mendampingi komunitas masing-masing yaitu : 

1. Kenali Musuhmu Sebelum Maju Perang
Sebelum memasuki sebuah komunitas baru atau mencoba melakukan pendekatan terhadap sebuah kelompok masyarakat, pastikan Anda mencari tahu mengenai latar belakang kondisi sosial, budaya, ekonomi, dan bila memungkinkan juga situasi politik komunitas dampingan Anda. Hal tersebut dapat memudahkan Anda untuk memahami karakter kelompok yang akan Anda gauli, memetakan permasalahan-peremasalahan yang mereka hadapi, serta merencanakan pendekatan-pendekatan dan solusi yang dapat diambil untuk memecahkan permasalahan mereka. Langkah ini dapat diambil melalui studi literatur mengenai lokasi atau masyarakat setempat, maupun berbincang langsung dengan orang-orang yang sudah mengenali karakteristik masyarakat dampingan Anda.

2. Saya adalah Teman, Bukan Guru
Ketika berkenalan dan melanjutkan pergaulan Anda dengan komunitas dampingan, pastikan Anda menampilkan sikap persahabatan yang menjunjung persamaan. Posisikan diri Anda sebagai teman yang bisa mendampingi dan membantu anggota komunitas, tanpa mencoba menggurui atau memaksakan nilai-nilai atau kehendak Anda terhadap mereka. Dengan demikian penerimaan komunitas terhadap Anda akan lebih terbuka dan Anda akan dianggap sebagai bagian dari mereka, sehingga proses pendampingan akan menjadi lebih mudah dan lancar.

3. Jangan Berikan Iming-Iming Materi
Sejak awal perkenalan Anda dengan komunitas dampingan, pastikan Anda tidak memberikan janji-janji atau kesan bahwa mereka akan menerima bantuan materi dari Anda. Iming-iming materi beresiko menciptakan ketergantungan dan konflik antara komunitas dampingan dengan Anda. Usahakan agar Anda memberikan kesan bahwa dukungan moril melalui hubungan persahabatan serta peningkatan kapasitas masyarakat melalui pelatihan dan pendampingan merupakan satu-satunya bantuan yang Anda berikan. Kalaupun ada bantuan materi, jangan tonjolkan hal tersebut, namun fokuskan agar komunitas dampingan dapat mengoptimalkan kemampuannya dalam mengelola semua modal yang berbentuk materi maupun non materi.
4. Dengarkan Suara Tiap Anggota Komunitas secara Seimbang
Sesibuk apapun Anda, upayakan agar semua anggota komunitas dampingan memiliki kesempatan untuk berbagi keluh kesahnya pada Anda. Jika Anda lalai memperhatikan salah seorang saja, atau setidaknya satu golongan tertentu, maka Anda memiliki resiko akan dicap sombong dan tidak akan dipercayai oleh anggota komunitas tertentu. Hal tersebut tentu dapat mengganggu hubungan antar personal Anda dengan komunitas dampingan. Pastikan Anda dapat membagi waktu dan perhatian Anda secara seimbang bagi semua elemen masyarakat yang membutuhkan Anda.
5. Belajar dari Kesalahan, Jangan Putus Asa
Setiap perencanaan yang Anda lakukan pasti akan menghadapi tantangan dan rintangan di jalan. Jangan putus asa jika hal yang Anda rencanakan sebelumnya tidak berjalan sesuai keinginan, atau jika penerimaan komunitas terhadap Anda tidak semulus yang perkirakan. Refleksikan kegagalan-kegagalan Anda dan upayakan mencari jalan keluar alternatif. Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya apabila Anda tetap memiliki niat kuat untuk mengatasinya.
 Semoga hal tersebut dapat bermanfaat bagi kita semua
[ Read More ]

Menjadi Fasilitator Dengan Rasa Percaya Diri Yang Kuat

Posted by Komunitas Pamsimas Hulu Sungai Selatan on - -

Percaya Diri merupakan hal pertama yang harus dimiliki oleh seorang fasilitator. Biasanya fasilitator yang kurang memiliki rasa percaya diri akan banyak menghadapi kendala ketika menyajikan materi dihadapan para peserta.

Berdasarkan pengalaman, ada beberapa hal yang mungkin terjadi jika fasilitator tidak memiliki rasa percaya diri yang kuat, yaitu :
1. Lupa mengungkapkan kata-kata yang harus disampaikan, padahal sudah direncanakan dengan baik
2. Materi yang disampaikan lebih cepat selesai dari yang direncanakan, padahal waktu masih lama
3. Menjadi kurang jernih dalam menanggapi permasalahan yang muncul dalam pelatihan
4. Peserta akan meremehkan fasilitator
5. Materi yang disampaikan menjadi tidak sistematis
6. Sering mengalami teknik error, seperti: LCD tak jalan, materi yang ada dicari tidak ketemu, lembar kerja tidak sesuai dengan tugas yang disampaikan dsb.

Fasilitator pemula biasanya masih banyak mengalami grogi atau kurang percaya diri ketika akan tampil atau pada saat tampil dihadapan peserta. Rasa kurang percaya diri tersebut sebenarnya lebih banyak disebabkan oleh prasangka-prasangka negatif yang muncul dari dalam diri si fasilitator sendiri. Fasilitator sering merasa bahwa pesertanya lebih pinter, lebih pengalaman, lebih senior dan sebagainya. Fasilitator merasa semua orang memandang dengan tajam semua gerak-geriknya bagaikan akan melumat habis fasilitator yang berdiri seorang diri di depan.
Disamping itu rasa kurang percaya diri, seorang failitator juga bisa disebabkan karena kurang menguasai materi. Materi merupakan menu utama bagi fasilitator yang akan disajikan kepada para peserta. Jika menu utama yang disajikan tidak terkuasai dengan baik, maka akan dihidangkan menu yang ala kadarnya. Sehingga wajar kalau ”penikmat” akan merasakan hambar kemudian mencela karena merasakan tidak enak. Ketika muncul komentar yang kurang enak, maka ini akan mempengaruhi mental seorang fasilitator.

Untuk mengatasi permasalahan kurang PD tersebut, ada beberapa tips yang perlu dilakukan yaitu :
1. Datanglah lebih awal sebelum peserta lengkap di ruangan. Lebih baik anda yang menatap wajah-wajah peserta saat memasuki ruangan dari pada anda yang ditatap oleh semua orang saat anda hadir belakangan. Ini akan sangat mempengaruhi mental anda sebagai fasilitator. Anda secara mental akan sudah menang satu point.
2. Kenalilah beberapa peserta secara baik. Ini dapat anda lakukan sesaat sebelum sesi anda dimulai. Ngobrollah dengan mereka tentang apa saja secara akrab. Ingatlah nama-namanya. Ketika tiba saatnya sesi anda, nama-nama tersebut bisa digunakan sebagai contoh dalam menjelaskan beberapa hal sekaligus sebagai orang yang ”menemani anda” saat berdiri di hadapan peserta lainnya.
3. Jangan sekali-kali menggunakan kata pengantar: ”Saya hadir di hadapan bapak ibu semua hanya dipaksa oleh panitia/senior untuk menyajikan materi tersebut. Saya kurang kemampuannya. Nanti kalau bertanya jangan yang sulit-sulit. Saya hanya mewakili si A dan sebagainya.” Kata-kata tersebut hanya akan membuat anda menjadi diremehkan oleh peserta. Kalau peserta meremehkan anda, pasti akan muncul sikap-sikap peserta yang membuat mental anda akan menurun, seperti: tidak memperhatikan, memberikan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat men-tes, tidak responsip dan sebagainya.
4. Persiapkan 3 M (Materi, Metode, dan Media) dengan baik. Persiapan yang baik akan sangat menentukan keberhasilan pelatihan. Upayakan materi dapat dikuasai dengan baik, bahkan jika memungkinkan tambahlah pengayaan-pengayaan lainnya yang berhubungan dengan materi yang akan disajikan. Gunakan juga berbagai metode penyajian yang menarik dan bervariasi. Gunakan juga media yang ada dengan sebaik-baiknya, mulai dari OHP/ LCD, papan tulis, dan pengeras suara.
5. Sebelum memulai sesi ada baiknya melakukan relaksasi dengan cara mengambil nafas dalam-dalam dan dihembuskan perlahan-lahan secara berulang-ulang.
6. Upayakan mengucapkan kata-kata tidak terlalu cepat. Semakin cepat kata-kata yang kita sampaikan selain kurang bisa dipahami, sebenarnya menunjukkan ketidaktenangan kita dalam berbicara. Kata-kata yang meluncur menjadi sulit dikendalikan dan tidak terarah dengan baik.
7. Manfaatkan peserta yang pandai untuk membantu presensi anda dan jangan anggap mereka adalah orang-orang yang justru akan menghambat anda.

Dan ada baiknya malam sebelum menyajikan materi kita berdo’a terlebih dahulu kepada Tuhan agar segala yang dilakukan keesokan harinya dapat berjalan sesuai dengan harapan dan memuaskan semua pihak.

[ Read More ]

Pelaksanaan Coaching Pembukuan Kab. HSS (Status Bln Okt 2011)

Posted by Komunitas Pamsimas Hulu Sungai Selatan on - -

[ Read More ]

Struktur Organisasi PAMSIMAS - Kab. HSS

Posted by Komunitas Pamsimas Hulu Sungai Selatan on - -

[ Read More ]

Lokasi Proyek Pamsimas Kab. Hulu Sungai Selatan

Posted by Komunitas Pamsimas Hulu Sungai Selatan on - -

Lokasi Proyek Pamsimas Tahun 2008 :
1. Desa Taniran Kubah Kecamatan Angkinang
2. Desa Taniran Selatan Kecamatan Angkinang
3. Desa Kayu Abang Kecamatan Angkinang
4. Desa Bamban Utara Kecamatan Angkinang
5. Desa Bamban Selatan Kecamatan Angkinang
6. Desa Pandulangan Kecamatan Telaga Langsat
7. Desa Longawang Kecamatan Telaga Langsat
8. Desa Telaga Langsat Kecamatan Telaga Langsat
9. Desa Pakuan Timur Kecamatan Telaga Langsat

Lokasi Proyek Pamsimas Tahun 2009 :
1. Desa Loklahong Kecamatan Loksado
2. Desa Tumingki Kecamatan Loksado
3. Desa Kamawakan Kecamatan Loksado
4. Desa Malinau Kecamatan Loksado
5. Desa Balanti Kecamatan Kalumpang
6. Desa Karang Bulan Kecamatan Kalumpang
7. Desa Bago Tanggul Kecamatan Kalumpang
8. Desa Kalumpang Kecamatan Kalumpang
9. Desa Ulin Kecamatan Simpur
10. Desa Garunggang Kecamatan Simpur
11. Desa Pantai Ulin Kecamatan Simpur
12. Desa Muning Baru Kecamatan Daha Selatan
13. Desa Muning Dalam Kecamatan Daha Selatan
14. Desa Muning Tengah Kecamatan Daha Selatan
15. Desa Samuda Kecamatan Daha Selatan


Lokasi Proyek Pamsimas Tahun 2010 :
1. Desa Amparaya Kecamatan Simpur
2. Desa Pajampang Bahagia Kecamatan Simpur
3. Desa Wasah Hilir Kecamatan Simpur
4. Desa Tawia Kecamatan Angkinang
5. Desa Bamban Kecamatan Angkinang
6. Desa Murung Raya Kecamatan Daha Utara
7. Desa Hakurung Kecamatan Daha Utara
8. Desa Sungai Kupang Kecamatan Kandangan
9. Desa Bangkau Kecamatan Kandangan
10. Desa Lungau Kecamatan Kandangan
11. Desa Tamiyang Kecamatan Sungai Raya
12. Desa Sarang Halang Kecamatan Sungai Raya

Lokasi Proyek Pamsimas Tahun 2011 :
1. Desa Ida Manggala Kecamatan Sungai Raya (Rep)
2. Desa Batang Kulur Kanan Kecamatan Sungai Raya (Rep)
3. Desa Batang Kulur Tengah Kecamatan Sungai Raya (Rep)
4. Desa Paring Agung Kecamatan Sungai Raya
5. Desa Baru Kecamatan Sungai Raya
6. Desa Sungai Kali Kecamatan Sungai Raya
7. Desa Kapuh Kecamatan Simpur
8. Desa Wasah Tengah Kecamatan Simpur
9. Desa Tambingkar Kecamatan Kalumpang
10. Desa Gumbil Kecamatan Telaga Langsat
11. Desa Paharangan Kecamatan Daha Utara
12. Desa Hamayung Utara Kecamatan Daha Utara
13. Desa Balah Paikat Kecamatan Daha Utara
14. Desa Haratai Kecamatan Loksado
15. Desa Muara Ulang Kecamatan Loksado
16. Desa Kaliring Kecamatan Padang Batung
[ Read More ]

    Kegiatan CLTS

    Pamsimas_CLTS Slideshow: Pamsimas’s trip to Kandangan (near Banjarmasin), Kalimantan, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Banjarmasin slideshow. Create your own stunning free slideshow from your travel photos.

    Promkes di Sekolah

    Pamsimas_Promkes di Sekolah Slideshow: Promkes’s trip to Kandangan (near Banjarmasin), Kalimantan, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Banjarmasin slideshow. Create your own stunning free slideshow from your travel photos.

    Kegiatan Pelatihan

    Pamsimas_Pelatihan Slideshow: Pelatihan’s trip to Kandangan (near Banjarmasin), Kalimantan, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Banjarmasin slideshow. Create your own stunning free slideshow from your travel photos.

    Personil

    Personil Hss Slideshow: Pamsimas’s trip to Kandangan (near Banjarmasin), Kalimantan, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Banjarmasin slideshow. Create your own stunning slideshow with our free photo slideshow maker.